Pelatihan implementasi Kurikulum Merdeka berbasis komunitas Prodi PGMI FTIK IAIN Palangka Raya

 


Pada hari Senin, tanggal 10 Juni 2024, sebuah langkah signifikan menuju perubahan pendidikan terjadi di Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah Ar Raudah Kereng Pangi, Kasongan, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah. Pelatihan implementasi Kurikulum Merdeka berbasis komunitas, yang dihadiri oleh para dosen pengabdian masyarakat dari Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) FTIK IAIN Palangka Raya, membuka jalan bagi inovasi dan pemberdayaan masyarakat setempat.

Dibawah arahan Ibu Sulistyowati, M.Pd.I dan Muhammad Syabrina, M.Pd.I., pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat menjadi sebuah perjalanan penuh makna. Kepala Sekolah, Ibu Rini, S.Sos dan Ibu Makkiyah, S.Pd.I, bersama dengan Noor Hasanah dari Pendis Kemenag Kabupaten Katingan, memberikan sambutan hangat terhadap inisiatif ini, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara akademisi dan praktisi lapangan dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini adalah para guru Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah Ar Raudah, yang mewakili ujung tombak dalam penyelenggaraan pendidikan di tingkat dasar dan menengah. Kegiatan ini, yang berlangsung selama satu hari, tidak sekadar menghadirkan wacana tentang Kurikulum Merdeka, tetapi juga memberikan platform bagi para peserta untuk memahami, menginternalisasi, dan merancang strategi implementasi yang relevan dengan realitas lokal.

Melalui berbagai sesi interaktif, peserta diajak untuk merumuskan pendekatan pembelajaran yang menyesuaikan dengan kebutuhan dan konteks masyarakat, serta mengintegrasikan nilai-nilai lokal ke dalam kurikulum. Workshop dan diskusi kelompok menjadi wadah bagi para guru untuk berbagi pengalaman, tantangan, dan solusi dalam memperkuat praksis pembelajaran di sekolah.

Selain itu, aspek partisipatif juga ditekankan dalam kegiatan ini, dengan melibatkan orang tua siswa dan tokoh masyarakat dalam sesi sosialisasi. Hal ini bertujuan untuk membangun kesadaran bersama akan pentingnya peran aktif semua pihak dalam mendukung dan memperkuat sistem pendidikan di daerah tersebut.

Kesuksesan kegiatan ini tidak hanya terukur dari selesainya agenda hari itu, tetapi lebih pada momentum perubahan yang diinisiasi dan potensi dampak jangka panjang yang dapat dihasilkan. Para dosen pengabdian kepada masyarakat tidak hanya berperan sebagai fasilitator, tetapi juga sebagai katalisator transformasi sosial. Mereka mendorong para peserta untuk menjadi agen perubahan di lingkungan mereka masing-masing, membawa semangat inovasi dan kolaborasi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan pendidikan di masa depan.

Sebagai penutup, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bukanlah akhir dari perjalanan, tetapi awal dari sebuah komitmen jangka panjang untuk membangun pendidikan yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing tinggi di daerah tersebut. Ibu Sulistyowati, Muhammad Syabrina, dan semua pihak yang terlibat telah menunjukkan bahwa dengan sinergi antara akademisi, praktisi, dan masyarakat, kita dapat menciptakan perubahan yang berarti bagi masa depan pendidikan Indonesia. (ms)

Posting Komentar

0 Komentar